Thursday, February 16, 2012

Kota(k) Hujan


Malam ini hujan turun dengan garang
Beberapa hiasan kilat menambah hasrat untuk mengurung diri dalam dekapan selimut penghangat
Namun, apa pun dan bagaimana pun cara ia turun, aku selalu suka hujan
Dia menghadiahkan ku butiran embun di setiap kaca yang aku jumpa sehingga jemari tak tahan ingin menari di atasnya
Untuk menuliskan satu atau dua huruf dari namamu, tentu saja
Kamu tahu persis kegemaranku
Setiap hujan turun, aku mengenangmu :)


Bogor, 12 Februari 2012
Saat hujan mengantarkan kepingan sosokmu pada pintu memoriku

Friday, February 10, 2012

Senja


Langit senja hari ini manis
Mirip sari jeruk
Aku pernah melihat senja yang lebih indah sebelumnya
Latarnya perpaduan semburat merah, jingga, ungu, serta warna hangat dari matamu
Kamu tahu? Potretnya masih tersimpan jelas di laci memori :)

Saturday, February 4, 2012

Maaf


"Nila setitik rusak susu sebelangga."

Aku pernah berpikir keras bagaimana kalimat di atas bisa benar-benar merepresentasikan keadaan dalam kenyataannya. Aku selalu benci mengapa pengaruh negatif selalu lebih kuat dibanding yang positif.

Bagaimana mungkin nila yang hanya setitik itu bisa merusak susu sebelanga banyaknya? Tentunya tergantung kadar si nila itu sendiri. Namun yang aku tahu, keburukan sering kali lebih kuat. Contohnya orang terbaik yang pernah kamu kenal, sekali dia melakukan kesalahan/keburukan, kontan semua kebaikannya seakan luruh, sirna, sia-sia.

“Ketika dia berbuat salah, ingatlah kebaikannya.”

Tentu saja hal itu diperlukan, agar apa? Agar kita menjadi hamba yang pemaaf, tidak melebihi sifat Tuhannya, namun berusaha mengikuti jalan-Nya. Namun masih ada yang kurang dari ungkapan tadi, mesti ditambah sebaliknya, “Ketika dia berbuat baik, ingatlah kesalahannya. Hanya agar kamu tetap waspada.

Ya, memang apa pun yang berlebihan, tidak baik. Seperti halnya memaafkan, dan membenci. Membencilah, marahlah, kecewalah dengan sewajarnya, agar kamu bisa dengan wajar memaafkan.

Sumber: Racikan Kata

Thursday, February 2, 2012

Hatiku Sekeras Batu

Aku sudah lupa bagaimana caranya menangis
Aku rindu dengan panas bara di hati yang melahirkan bulir bening lalu mengalir di sudut pipi
Mungkin aku terlalu menguatkan diri sampai tak ingat bagaimana menjadi lemah
Lain kali, tolong ingatkan aku bagaimana rasanya pedih
Tak apa, agar aku dapat kembali menjejak bumi..

Wednesday, February 1, 2012

Halo, buku harian dunia maya!

Akhirnya.. punya website juga hahaha :D
Mulai hari ini dan hari-hari (bebas) berikutnya gue bakal sharing tentang kejadian-kejadian di keseharian gue atau pun masa lalu gue :p
Blog ini juga gue anggap sebagai media untuk mengasah kemampuan menulis gue, misalnya di bidang sastra. Kadang, dalam mood tertentu, ide buat nulis puisi atau seuntai kata bisa mengalir sederas sungai cisadane kalo abis ujan dari otak gue. Nah, daripada dipendem di notes hp atau malah nantinya ilang begitu aja di otak, gue memutuskan buat membagikannya di blog ini. Mudah-mudahan kalian suka dengan tulisan-tulisan gue yaaa :D
Dadaaah, sampai jumpa di posting gue selanjutnya!

Salam pecinta kata,
Nay :)